Belajar dari kegagalan - Hadapi kegagalan dan jangan pernah membuatnya menghentikan langkah kita, setidaknya itulah yang ditulis Susan tadarnito Contributor sekaligus penulis berbagai buku Leadership & Comunnication. Kita perlu menyadari bahwa tidak ada yang lepas dari sebuah kesalahan, karena kita hanyalah manusia biasa yang tidak akan pernah lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Sebagian besar dari kita tahu bahwa kegagalan adalah realitas kehidupan, dan pada tingkat tertentu, kita perlu memahami bahwa itu benar-benar membantu kita tumbuh. Dari kegagalan demi kegagalan yang kita lalui akan menumbuhkan pelajaran yang berharga dan membuat kita menjadi lebih berkompeten dan kuat dimasa mendatang.
Semua orang menakutkan kegagalan dan berharap tidak pernah melaluinya. namun itu adalah hal yang mustahil terjadi karena kegagalan selalu ada dalam hidup kita. Mari kita hadapi kegagalan dan belajarlah dari kegagalan tersebut. Namun bagi sebagian orang sangat sulit melepaskan trauma dari kegagalan dan pada akhirnya takut untuk memulai, melangkah atau melanjutkan rencana kita dari awal. Mengapa begitu sulit untuk melepaskan, memaafkan diri sendiri dan melanjutkan hidup pasca kegagalan kita? Dan bagaimana kita bisa menjaga semangat tetap tumbuh saat kita menemui kegagalan, berikut tipsnya untuk anda seperti ditulis oleh Susan?
Jangan membuat kegagalan merupakan hal personal
Memisahkan kegagalan dari identitas Anda. Hanya karena Anda belum menemukan cara sukses melakukan sesuatu (belum) tidak berarti Anda gagal. Atau hanya karena anda kali ini gagal jangan pernah merasa bahwa dimasa mendatang anda akan terus mengalami kegagalan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda selama anda bersabar dan menjadikannya pembelajaran. Bahkan sebenarnya tidak ada kata gagal ketika anda masih mengupayakannya, bukan? Ini benar-benar pengalaman yang terpisah, namun banyak dari kita mengaburkan garis antara mereka. Personalisasi kegagalan dapat mendatangkan malapetaka pada diri kita dan keyakinan. Yakinlah bahwa kegagalan bukan jati diri anda, melainkan hal yang sebenarnya membantu anda belajar lebih kuat.
Sebagai contoh saja: Ada seorang pria yang gagal dalam bisnis pada usia 21, kemudian ia gagal dalam pemilihan legislatif pada usia 22, gagal lagi dalam bisnis pada usia 24, gagal menikah karena kematian tunanganya pada usia 26, memiliki gangguan saraf pada usia 27, gagal lagi pada pemilihan kongres pada usia 34, gagal menjadi senator pada usia 45, gagal menjadi Wakil Presiden pada usia 47 dan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada usia 52. Pria ini Abraham Lincoln. Dia menolak untuk membiarkan kegagalannya mendefinisikan jati dirinya dan terus berjuang melawan rintangan yang signifikan untuk mencapai kejayaan. Tidak ada kata gagal selama anda terus berusaha.
Terima kegagalan, belajar dan beradaptasi
Seharusnya kegagalan menjadikan pembelajaran, perencanaan yang lebih baik dimasa mendatang dan menjadikan anda lebih analitis. Jangan sampai kegagalan menimbulkan perasaan marah, frustrasi, depresi, trauma, menyalahkan atau bahkan penyesalan. Mengapa Anda gagal? Apa yang bisa saya lakukan untuk hasil yang lebih baik? Apakah kegagalan sepenuhnya di luar kendali Anda? Mungkin itulah pertanyaan pertanyaan positif yang bisa membantu anda tetap semangat dan membuat anda belajar dari kegagalan.
Thomas Edison tercatat dalam bukunya gagal sebanyak 10.000 kali sebelum akhirnya menemukan bola lampu. Seperti dikutip dari bukunya ia mengatakan, "Saya telah menemukan 10.000 cara dan hal itu tidak bekerja. Saya tidak berkecil hati, karena setiap usaha yang salah saya buang adalah langkah saya untuk maju." Jadi pantaskah anda mengharapkan kesuksesan besar tapi sudah menyerah 2-3 kali gagal? Wright bersaudara menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk membuat prototipe pesawat dan ribuan kali gagal sampai prototipenya masih dipakai untuk membuat pesawat sampai saat ini.
Berhenti menyesali kegagalan
Menyesali kegagalan Anda tidak akan mengubah hasil. Bahkan, ketika anda hanya berkutat dan terus menyesali kegagalan hal itu hanya menghentikan langkah anda untuk maju. Anda tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi Anda dapat membentuk masa depan Anda. Semakin cepat Anda mengambil langkah maju yang positif, semakin cepat Anda meninggalkan dan melupakan kegagalan anda.
Lupakan kata orang & lanjutkan
Ketakutan kita akan kegagalan berakar pada rasa takut kita dihakimi dan kehilangan rasa hormat dan harga diri orang lain karena kegagalan kita. Ingat, ini adalah hidup Anda, bukan milik mereka. Orang lain mungkin berhak mengatakan semau apa yang ada dipikiran mereka, tapi anda dikaruniai 2 tangan yang bisa anda gunakan menutup telinga ketika orang lain berbicara buruk tentang diri anda. Bukalah telinga anda untuk orang orang yang membuat anda maju dan jangan terpengaruh dengan orang lain yang justru membuat anda terjatuh.
Cobalah sudut pandang baru
Cobalah sudut pandang yang lebih positif ketika anda gagal. Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah untuk mengubah perspektif Anda dan sistem kepercayaan jauh dari negatif sebagai contoh ( "Jika saya gagal, itu berarti aku bodoh, lemah, tidak mampu, dan saya ditakdirkan untuk gagal") dan ubah sudut pandang itu menjadi lebih positif ( "Jika saya gagal, berarti satu langkah lebih dekat untuk sukses; saya lebih cerdas dan lebih cerdas karena pengetahuan saya sudah diperoleh melalui pengalaman dari kegagalan ini").
Memang, salah satu tidak dapat menemukan kisah sukses bersejarah atau saat-hari yang tidak juga cerita kegagalan besar. Dan jika Anda bertanya orang-orang yang telah membedakan diri melalui prestasi mereka, mereka akan memberitahu Anda bahwa kegagalan adalah enabler penting dari keberhasilan mereka. Itu motivator mereka. guru mereka. Sebuah batu loncatan sepanjang jalan mereka untuk kebesaran. Perbedaan antara mereka dan rata-rata orang adalah bahwa mereka tidak menyerah.
Semua orang menakutkan kegagalan dan berharap tidak pernah melaluinya. namun itu adalah hal yang mustahil terjadi karena kegagalan selalu ada dalam hidup kita. Mari kita hadapi kegagalan dan belajarlah dari kegagalan tersebut. Namun bagi sebagian orang sangat sulit melepaskan trauma dari kegagalan dan pada akhirnya takut untuk memulai, melangkah atau melanjutkan rencana kita dari awal. Mengapa begitu sulit untuk melepaskan, memaafkan diri sendiri dan melanjutkan hidup pasca kegagalan kita? Dan bagaimana kita bisa menjaga semangat tetap tumbuh saat kita menemui kegagalan, berikut tipsnya untuk anda seperti ditulis oleh Susan?
Jangan membuat kegagalan merupakan hal personal
Memisahkan kegagalan dari identitas Anda. Hanya karena Anda belum menemukan cara sukses melakukan sesuatu (belum) tidak berarti Anda gagal. Atau hanya karena anda kali ini gagal jangan pernah merasa bahwa dimasa mendatang anda akan terus mengalami kegagalan. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda selama anda bersabar dan menjadikannya pembelajaran. Bahkan sebenarnya tidak ada kata gagal ketika anda masih mengupayakannya, bukan? Ini benar-benar pengalaman yang terpisah, namun banyak dari kita mengaburkan garis antara mereka. Personalisasi kegagalan dapat mendatangkan malapetaka pada diri kita dan keyakinan. Yakinlah bahwa kegagalan bukan jati diri anda, melainkan hal yang sebenarnya membantu anda belajar lebih kuat.
Sebagai contoh saja: Ada seorang pria yang gagal dalam bisnis pada usia 21, kemudian ia gagal dalam pemilihan legislatif pada usia 22, gagal lagi dalam bisnis pada usia 24, gagal menikah karena kematian tunanganya pada usia 26, memiliki gangguan saraf pada usia 27, gagal lagi pada pemilihan kongres pada usia 34, gagal menjadi senator pada usia 45, gagal menjadi Wakil Presiden pada usia 47 dan terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada usia 52. Pria ini Abraham Lincoln. Dia menolak untuk membiarkan kegagalannya mendefinisikan jati dirinya dan terus berjuang melawan rintangan yang signifikan untuk mencapai kejayaan. Tidak ada kata gagal selama anda terus berusaha.
Terima kegagalan, belajar dan beradaptasi
Seharusnya kegagalan menjadikan pembelajaran, perencanaan yang lebih baik dimasa mendatang dan menjadikan anda lebih analitis. Jangan sampai kegagalan menimbulkan perasaan marah, frustrasi, depresi, trauma, menyalahkan atau bahkan penyesalan. Mengapa Anda gagal? Apa yang bisa saya lakukan untuk hasil yang lebih baik? Apakah kegagalan sepenuhnya di luar kendali Anda? Mungkin itulah pertanyaan pertanyaan positif yang bisa membantu anda tetap semangat dan membuat anda belajar dari kegagalan.
Thomas Edison tercatat dalam bukunya gagal sebanyak 10.000 kali sebelum akhirnya menemukan bola lampu. Seperti dikutip dari bukunya ia mengatakan, "Saya telah menemukan 10.000 cara dan hal itu tidak bekerja. Saya tidak berkecil hati, karena setiap usaha yang salah saya buang adalah langkah saya untuk maju." Jadi pantaskah anda mengharapkan kesuksesan besar tapi sudah menyerah 2-3 kali gagal? Wright bersaudara menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk membuat prototipe pesawat dan ribuan kali gagal sampai prototipenya masih dipakai untuk membuat pesawat sampai saat ini.
Berhenti menyesali kegagalan
Menyesali kegagalan Anda tidak akan mengubah hasil. Bahkan, ketika anda hanya berkutat dan terus menyesali kegagalan hal itu hanya menghentikan langkah anda untuk maju. Anda tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi Anda dapat membentuk masa depan Anda. Semakin cepat Anda mengambil langkah maju yang positif, semakin cepat Anda meninggalkan dan melupakan kegagalan anda.
Lupakan kata orang & lanjutkan
Ketakutan kita akan kegagalan berakar pada rasa takut kita dihakimi dan kehilangan rasa hormat dan harga diri orang lain karena kegagalan kita. Ingat, ini adalah hidup Anda, bukan milik mereka. Orang lain mungkin berhak mengatakan semau apa yang ada dipikiran mereka, tapi anda dikaruniai 2 tangan yang bisa anda gunakan menutup telinga ketika orang lain berbicara buruk tentang diri anda. Bukalah telinga anda untuk orang orang yang membuat anda maju dan jangan terpengaruh dengan orang lain yang justru membuat anda terjatuh.
Cobalah sudut pandang baru
Cobalah sudut pandang yang lebih positif ketika anda gagal. Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah untuk mengubah perspektif Anda dan sistem kepercayaan jauh dari negatif sebagai contoh ( "Jika saya gagal, itu berarti aku bodoh, lemah, tidak mampu, dan saya ditakdirkan untuk gagal") dan ubah sudut pandang itu menjadi lebih positif ( "Jika saya gagal, berarti satu langkah lebih dekat untuk sukses; saya lebih cerdas dan lebih cerdas karena pengetahuan saya sudah diperoleh melalui pengalaman dari kegagalan ini").
Memang, salah satu tidak dapat menemukan kisah sukses bersejarah atau saat-hari yang tidak juga cerita kegagalan besar. Dan jika Anda bertanya orang-orang yang telah membedakan diri melalui prestasi mereka, mereka akan memberitahu Anda bahwa kegagalan adalah enabler penting dari keberhasilan mereka. Itu motivator mereka. guru mereka. Sebuah batu loncatan sepanjang jalan mereka untuk kebesaran. Perbedaan antara mereka dan rata-rata orang adalah bahwa mereka tidak menyerah.
Post a Comment
Post a Comment