Dalam dunia usaha peternakan ayam broiler, pengetahuan dalam menghitung rumus rumus teknis pemeliharaan dan produksi ternak ayam broiler mutlak atau wajib diketahui peternak. Karena disadari atau tidak peternak pun harus memiliki manajemen yang baik layaknya perusahaan karena hal ini menyangkut laba rugi peternakan ayam broiler.
Tentu semua peternak tidak ingin mengalami kerugian bukan. Rumus rumus ini bisa dijadikan standar acuan pemeliharaan ayam broiler dalam hal manajemen. Hal ini bisa dijadikan sebagai standar manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan dan juga manajemen pakan. Dengan manajemen yang baik, peternakan juga akan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya manajemen yang buruk dalam peternakan broiler juga akan berimbas buruk juga dalam hasil yang didapatkan.
Tidak peduli besar kecilnya populasi ayam broiler yang dipelihara, manajemen yang baik juga akan menghasilkan hasil seperti yang diharapkan. Peternakan broiler memiliki waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang dan banyak dimiliki oleh peternak baik dengan sistem kemitraan maupun mandiri. Evaluasi pada peternakan juga membutuhkan sejumlah perangkat pengukuran yang dinamakan parameter. Sebagai bahan perbandingan, parameter tersebut dibandingkan dengan standar dari breeder. Nah berikut adalah beberapa rumus yang paling tidak harus diketahui oleh peternak ayam broiler:
Keterangan :
Nah berikut dibawah ini adalah bagaimana cara menghitung rumus rumus tersebut:
Rumus Menghitung IP Broiler
Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.
IP = (100 - Deplesi) x BB x 100
FCR x (A/U)
Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut atau dengan kata lain >300 semakin baik. Standar penghitungannya adalah sebagai berikut:
Rumus menghitung Bobot badan (BB) rata-rata / BW
Rumus ini digunakan untuk mengukur berat badan baik saat kontrol berat badan maupun saat panen. Berikut rumus tersebut :
BB = Bobot timbang (kg)
Jumlah ayam (ekor) = BW
Mengetahui bobot badan ayam akan menjadi acuan dalam pemeliharaan. Jika bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan kepadatan kandang. Bw sering dilakukan secara rutin tiap minggu dan saat panen.
Cara Menghitung Rasio konsumsi pakan terhadap peningkatan berat badan atau Feed Conversion Ratio (FCR)
FCR =
Jumlah pakan yang dikonsumsi (kg) / Feed Intake
Berat badan yang dihasilkan (kg) = FCR
Dengan kata lain, FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat menghasilkan berat badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1). Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada broiler biasanya target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat sesuai umur ayam.
Cara menghitung Rata-rata umur ayam saat panen (A/U)
Parameter ini menghitung rata-rata umur ayam yang dipanen. Pemanenan yang termasuk ke dalam parameter ini ialah pemanenan ayam sehat pada bobot badan tertentu. Jadi, ayam afkir tidak masuk ke dalam perhitungan ini. Misalnya ada permintaan 600 ekor ayam broiler berat 1 kg kepada peternak broiler yang memiliki populasi 3.000 ekor. Sehingga peternak memutuskan memanen 600 ekor ayam yang sudah mencapai berat 1 kg sedang yang lainnya (2400 ekor,red) tidak. Rumus menghitung A/U ialah :
A/U =
∑(U x P)
total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen
Cara Menghitung Tingkat deplesi populasi
Deplesi populasi atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam (culling ayam). Rumus menghitung tingkat deplesi (D) ialah sebagai berikut :
Deplesi =
Jumlah ayam mati + afkir x 100%
Populasi awal
atau bisa juga,
Deplesi =
Populasi awal - jumlah ayam panen x 100%
Populasi awal
Contoh Perhitungan Rumus
Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal : 5.000 ekor
Populasi akhir : 4.850 ekor
Umur panen : 28 hari
Berat panen total : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC : 40 g/ ekor
Ayam mati : 65 ekor
Ayam afkir : 85 ekor
Waktu panen :
21 hari --> 520 ekor = 0,82 kg
28 hari --> 3.850 ekor = 1,4 kg
35 hari --> 480 ekor = 2 kg
maka perhitungannya ialah,
Deplesi
= (65 + 85) ekor x 100%
5000 ekor
Deplesi = 3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)
Rata-rata BB ayam saat panen
= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
3.850 + 480 + 520 ekor
= 960 + 426,4 + 5.390 kg
4.850 ekor
= 6.776,4 kg
4.850 ekor
= 1,4 kg/ ekor ayam
FCR / Feed conversion ratio / Konversi pakan
= 9.400 kg (Feed Intake)
6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
= 1,43
A/U / Rata rata umur panen
= (21x520)+(28x3850)+(35x480)
(4850) ekor
= 27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)
IP / indeks performance
= (100% - 3%) x 1,4 kg x 100
1,43 x 27,94 hari
= 339,89 (standar IP: ≥ 300)
Perhitungan Break Even Point (BEP) / Titik Impas
Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.
BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
BB
Keterangan :
BB : berat badan rata-rata ayam
P : harga pakan per kg
DOC : harga DOC
BOP : biaya operasional
BV : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)
Tentu semua peternak tidak ingin mengalami kerugian bukan. Rumus rumus ini bisa dijadikan standar acuan pemeliharaan ayam broiler dalam hal manajemen. Hal ini bisa dijadikan sebagai standar manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan dan juga manajemen pakan. Dengan manajemen yang baik, peternakan juga akan berjalan dengan baik, begitu juga sebaliknya manajemen yang buruk dalam peternakan broiler juga akan berimbas buruk juga dalam hasil yang didapatkan.
Tidak peduli besar kecilnya populasi ayam broiler yang dipelihara, manajemen yang baik juga akan menghasilkan hasil seperti yang diharapkan. Peternakan broiler memiliki waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang dan banyak dimiliki oleh peternak baik dengan sistem kemitraan maupun mandiri. Evaluasi pada peternakan juga membutuhkan sejumlah perangkat pengukuran yang dinamakan parameter. Sebagai bahan perbandingan, parameter tersebut dibandingkan dengan standar dari breeder. Nah berikut adalah beberapa rumus yang paling tidak harus diketahui oleh peternak ayam broiler:
Keterangan :
- Rumus Indeks prestasi / IP atau sering juga disebut dengan Indeks performan (tingkat manajemen pemeliharaan ayam broiler)
- Rumus Kematian pemeliharaan ayam broiler atau sering disebut dengan deplesi yang dihitung dalam persentase (%)
- Rumus BW (body weight) atau BB (bobot badan) adalah rataan bobot badan
- Rumus FCR (feed conversion ratio) atau konversi pakan atau dengan kata lain berapa jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg berat / bobot ayam
- Rumus A/U : umur rata-rata panen (hari)
- FI / Feed Intake : Pemakaian pakan
Nah berikut dibawah ini adalah bagaimana cara menghitung rumus rumus tersebut:
Rumus Menghitung IP Broiler
Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yang sering dipergunakan untuk mengukur keberhasilan peternakan yaitu indeks performan (IP). Nilai IP digunakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) maupun pekerja kandang. Berikut rumus indeks performan (IP) tersebut.
IP = (100 - Deplesi) x BB x 100
FCR x (A/U)
Standar IP yang baik ialah di atas 300. Oleh karena itu, semakin tinggi nilai IP maka semakin berhasil suatu peternakan broiler tersebut atau dengan kata lain >300 semakin baik. Standar penghitungannya adalah sebagai berikut:
- >400 : Exellent
- 300-399 : Baik
- <300 : Kurang
Rumus menghitung Bobot badan (BB) rata-rata / BW
Rumus ini digunakan untuk mengukur berat badan baik saat kontrol berat badan maupun saat panen. Berikut rumus tersebut :
BB = Bobot timbang (kg)
Jumlah ayam (ekor) = BW
Mengetahui bobot badan ayam akan menjadi acuan dalam pemeliharaan. Jika bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan dan pengaturan kepadatan kandang. Bw sering dilakukan secara rutin tiap minggu dan saat panen.
Cara Menghitung Rasio konsumsi pakan terhadap peningkatan berat badan atau Feed Conversion Ratio (FCR)
FCR =
Jumlah pakan yang dikonsumsi (kg) / Feed Intake
Berat badan yang dihasilkan (kg) = FCR
Dengan kata lain, FCR didefinisikan berapa jumlah kilogram pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram berat badan. Idealnya satu kilogram pakan dapat menghasilkan berat badan 1 kg atau bahkan lebih (FCR ≤ 1). Sayangnya, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Pada broiler biasanya target FCR = 1 maksimal dapat dicapai sebelum ayam berumur 2 minggu (FCR dua minggu ± 1,047-1,071. Setelahnya, FCR akan meningkat sesuai umur ayam.
Cara menghitung Rata-rata umur ayam saat panen (A/U)
Parameter ini menghitung rata-rata umur ayam yang dipanen. Pemanenan yang termasuk ke dalam parameter ini ialah pemanenan ayam sehat pada bobot badan tertentu. Jadi, ayam afkir tidak masuk ke dalam perhitungan ini. Misalnya ada permintaan 600 ekor ayam broiler berat 1 kg kepada peternak broiler yang memiliki populasi 3.000 ekor. Sehingga peternak memutuskan memanen 600 ekor ayam yang sudah mencapai berat 1 kg sedang yang lainnya (2400 ekor,red) tidak. Rumus menghitung A/U ialah :
A/U =
∑(U x P)
total populasi terpanen
Keterangan :
U : umur ayam dipelihara
P : populasi ayam yang dipanen
Cara Menghitung Tingkat deplesi populasi
Deplesi populasi atau penyusutan jumlah ayam bisa berasal dari dua hal yaitu kematian dan afkir ayam (culling ayam). Rumus menghitung tingkat deplesi (D) ialah sebagai berikut :
Deplesi =
Jumlah ayam mati + afkir x 100%
Populasi awal
atau bisa juga,
Deplesi =
Populasi awal - jumlah ayam panen x 100%
Populasi awal
Contoh Perhitungan Rumus
Sebuah peternakan ayam broiler komersial dengan hasil recording sebagai berikut:
Populasi awal : 5.000 ekor
Populasi akhir : 4.850 ekor
Umur panen : 28 hari
Berat panen total : 6.776,4 kg
Jumlah pakan total : 9.400 kg
Berat DOC : 40 g/ ekor
Ayam mati : 65 ekor
Ayam afkir : 85 ekor
Waktu panen :
21 hari --> 520 ekor = 0,82 kg
28 hari --> 3.850 ekor = 1,4 kg
35 hari --> 480 ekor = 2 kg
maka perhitungannya ialah,
Deplesi
= (65 + 85) ekor x 100%
5000 ekor
Deplesi = 3 %
(persentase deplesi maksimal = +5%)
Rata-rata BB ayam saat panen
= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg
3.850 + 480 + 520 ekor
= 960 + 426,4 + 5.390 kg
4.850 ekor
= 6.776,4 kg
4.850 ekor
= 1,4 kg/ ekor ayam
FCR / Feed conversion ratio / Konversi pakan
= 9.400 kg (Feed Intake)
6776,4 kg – (0.04 kg x 5000)
= 1,43
A/U / Rata rata umur panen
= (21x520)+(28x3850)+(35x480)
(4850) ekor
= 27,94 hari
(waktu panen ayam di perhitungan ini ialah 28 hari)
IP / indeks performance
= (100% - 3%) x 1,4 kg x 100
1,43 x 27,94 hari
= 339,89 (standar IP: ≥ 300)
Perhitungan Break Even Point (BEP) / Titik Impas
Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga digunakan untuk menentukan tingkat harga jual agar mencapai titik impas (tidak untung tidak rugi). Metode ini paling sering digunakan oleh peternak. Seperti diketahui, bahwa harga ayam broiler mengikuti harga pasar sehingga peternak sulit mengatur harga sendiri. Dengan metode BEP harga tersebut, ketika harga jual ayam sudah melewati nilai BEP harga peternak bisa menjualnya. Metode penghitungan BEP ialah sebagai berikut.
BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK
BB
Keterangan :
BB : berat badan rata-rata ayam
P : harga pakan per kg
DOC : harga DOC
BOP : biaya operasional
BV : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)
Post a Comment
Post a Comment